Ratna Cempaka

Hidup ini bukan hanya bagai sebuah roda berputar, melainkan juga bagai air mengalir. Mengalir menghilir dari mata air hingga ke muara di mulut samudra.  Ya, bagai aliran sungai. Awalnya di tempat tinggi meluncur deras, kadang berkelok berliku, melintasi bebatuan, bahkan kadang melewati turunan terjal tajam hingga membentuk air terjun curam. Namun, air tetap saja mengalir dan menyisir hingga ke hilir.

Ada kala manusia harus menderita kesakitan, penerima hinaan, cacian, bahkan relasi antarkeluarga pun retak tak harmonis, apalagi manis. Ada serasa pisau tipis mengiris. Nah, berbagai permasalahan dalam kehidupan tersebut dikemas manis dalam buku ini.

Ratna Cempaka, si batu permata indah ini mengisahkan suka dukanya. Adakah kita dengar isak tangis dan jerit ringis mereka yang terzalimi? Coba, mari simak kisahnya …