Genta Kemala

Cinta dan rindu bagaikan sepasang sepatu. Keduanya berjalan seiring. Tidak mungkin hanya digunakan hanya sebelah saja, tetapi harus sepasang. Cinta akan menimbulkan rindu, sementara rindu merupakan refleksi dan realisasi dari cinta itu sendiri. Ketika cinta tidak sampai pada sasaran, rindu pun mampu menguap bagai embun terkena cahaya arunika. Sementara, manakala rindu tidak berpaut pada ujung temu, resah gelisah mewabah di seluruh jiwa.  

Namun, adakalanya cinta melalui jalan berliku, bahkan lewat jalan sesat. Cinta tersesat yang melahirkan maksiat dan laknat harus ditekan kuat. Dengan demikian tidak banyak korban bertumbangan. Karena itu, memerlukan mitigasi sebagaimana antisipasi tsunami melanda pantai. 

Cinta dan rindu pun bisa menjadi candu. Nah, perlu tata kelola cinta dan rindu agar tidak berpeluang menjadi tuba membatu. Cinta dan rindu ternyata perlu disiasati secara manusiawi agar tidak menimbulkan petaka, baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. 

Cinta membabi buta pun perlu diantisipasi secara manusiawi. Semoga kisah cinta dan cerita rindu dalam Genta Kemala ini bisa menjadi sumber edukasi yang menginspirasi dan menginisiasi. Semoga.